OTODRIVER - Rho Motion, lembaga riset otomotif spesialis kendaraan non fosil, mengumumkan temuannya (12/9), bahwa penjualan kendaraan listrik murni dan plug-in hybrid mengalami perlambatan karena tumbuh 15 persen secara global.
Pencapaian itu disebutkan oleh lembaga yag bermarkas di London, Inggris, itu jadi indikasi kuat adanya pelambatan animo konsumen.
Memang pertumbuhan itu masih didominasi oleh produk asal Tiongkok, yang sebenrnya juga mengalami pelambatan. Ditengarai, sudah terjadi pada periode semester pertama 2025. Bahkan di bulan Agustus lalu tren penurunnya paling signifikan.
Pihak Rho Motion, yang dikutip dari Reuters, menegaksan kembali bahwa bulan Agustus 2025 jadi titik terendah dari penjualan mobil listrik asal Tiongkok ke seluruh dunia.
Apalagi salah satu pabrikan EV terbesar as all Negeri Tirai Bambu, BYD, sudah memangkas target penjualan global mereka untuk tahun 2025 sampai 16 persen.
Adanya pemangkasan target pejualan menjadikan BYD bisa ditempel lebih ketat lagi oleh pabrikan EV asal Cina lainnya seperti Xpeng, Nio, dan juga Geely.
Walau begitu, masih berdasarkan data Rho Motion, di seluruh dunia penjualan mobil listrik murni dan plug-in hybrid masih tumbuh ke jumlah 1,7 juta unit di bulan Agustus. Lagi-lagi itu karena catatan penjualan di pasar Cina sendiri.
Di sana penjualan kedua jenis mobil ramah lingkungan itu mencapai 1,1 juta unit, di seluruh Eropa ada pertumbuhan sampai 48 persen (283.453 unit), area Amerika bagian Utara digamit angka 201.255 unit (tumbuh 13 persen). (EW)
