OTODRIVER – Beredarnya video amatir di sejumlah akun media sosial membahas mobil taktis alias rantis dari kesatuan Brimob.
Terlepas dari beragam polemik yang berakitan dengan kejadian nahas itu, ada sejumlah hal yang nampaknya perlu lebih diwaspadai oleh semua pihak untuk tidak berada terlalu dekat di kendaraan taktis seperti itu.
Setidaknya mengambil posisi ataupun jarak yang aman jika menghadapi kendaraan yang serupa.
Training Director Safety Defensive Consultant Indonesia (SDCI) Sony Susmana, menyebutkan bahwa kendaraan rantis seperti Barracuda atau kendaraan lain yang dimodifikasi jadi rantis punya spesifikasi sebagai kendaraan anti huru hara.
Spesifikasi itu umumnya bisa tahan hantaman bom maupun peluru, mampu pula melintasi berbagai kondisi medan jalan dan sejenisnya sehingga bisa dipastikan pula punya bobot yang berat.
Menurut Sony, kendaraan seperti itu sejatinya harus dikemudikan dengan penuh perhitungan.
Karena meskipun umumnya kendaraan rantis dirancang untuk bisa menerobos rintangan apapun namun karena bobot kendaraan yang berat akan jadi kendala saat perlu manuver agresif ataupun pengereman mendadak.
Belum lagi dengan bobot yang berat itu jelas butuh tenaga maksimal dari mesin ketika dilakukan akselerasi. Akan muncul beragam konsekuensi jika harus dilakukan pengereman secara tiba-tiba.
Oleh karena itu, Sony yang dihubungi langsung pekan ini (29/8) kembali berharap bagi partisipan unjuk rasa untuk berada di jarak aman atas keberadaan kendaraan rantis.
Hal serupa juga perlu diperhatikan secara cermat oleh anggota masyarakat umum yang menonton kegiatan unjuk rasa agar selalu berada di posisi yang juga aman dari kendaraan rantis. (EW)
