OTODRIVER - Dalam gelaran IIMS 2025 (13-23/2), pihak Toyota Indonesia tidak hanya menampilkan jajaran produknya. Dihadirkan juga sejumlah aktivasi serta showcase untuk menunjukan komitmen Toyota Indonesia untuk mencapai netralitas karbon.
Membawa tema “Beyond Zero”, Toyota nyata berkomitmen mencapai netralitas karbon untuk masa depan berkelanjutan dengan berbagai macam pendekatan teknologi. “Hal ini tidak hanya pada produk akhir, namun juga merupakan rangkaian proses panjang dari proses pengadaan, proses pembuatan, sampai pemafaatan potensi limbah,” buka Direktur Manufacturing & Production Engineering PT Toyota Motor Manufacturing (TMMIN), Arif Mustofa.
Ditemui saat sesi ketiga yang merupakan rilis perdana buku “Sustainability Report” tahun 2024 dan jadi sesi terakhir dari gelaran “Series Carbon Neutrality (CN) Mobility Event” yang berlangsung pekan ini (13-15/2), Arif menyebutkan bahwa pihak Toyota Indonesia juga memberikan kesempatan partisipasi masyarakat luas untuk ikut dalam program reduksi emisi yang dilakukan pihaknya.
Sejurus kemudian dijelaskan pula bahwa, selain pihak internal Toyota Indonesia, masyarakat juga bisa membantu secara mandiri mengurangi potensi emisi dalam keseharian dengan berbagai langkah penghematan.
“Mematikan lampu ruangan ketika tidak ada kegiatan di dalamnya juga termasuk upaya menekan konsumsi energi berlebihan yang juga bentuk nyata dari upaya pengurangan karbon dalam hal konsumsi energi listrik,” jabar Arif lagi.
Dicontohkannya lagi, dalam produksi mobil Toyota, dipakai sejumlah peranti yang tidak lagi membutuhkan energi listrik, semata hanya memanfaatkan energi kinetik seperti mendorong wadah yang berisi komponen untuk produksi.
Melakukan proses pengiriman dengan kendaraan angkut ke dealer maupun konsumen dengan menafaatkan peta perjalanan yang akurat juga akan memposisikan konsumsi bahan bakar di armada pengangkutan dengan lebih efisien.
Bagi Toyota Indonesia, upaya reduksi karbon juga dilakukan bersama sejumlah pihak secara intensif. Seperti Kementerian Perindustrian (Kemenperin), Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Pertamina, PLN, Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), Pusat Penelitian dan Pengembangan Agroindustri, Serasi Auto Raya, PT Mobilitas Digital Indonesia, dan Toyota Tsusho.
Terlibat juga sejumlah lembaga pendidikan tinggi seperti Institut Teknologi Bandung (ITB), Universitas Gadjah Mada (UGM), dan juga Universitas Nasional Singapura (NUS).
Arif kemudian menjelaskan lagi bahwa dalam buku “Sustainability Report 2024” merupakan catatan yang bisa diperhatikan soal berbagai langkah aktif pihak Toyota Indonesia beserta seluruh pihak yang ikut berperan dalam keterlibatan aktif membantu mengurangi dampak karbon.
Pemerintah intensif atur soal pembatasan emisi
Dalam sesi yang sama, Kepala Pusat Industri Hijau-Kemenperin, Apit Pria Nugraha, menyebutkan bahwa pemerintah menaruh perhatian besar soal emisi di berbagai sektor.
Dikatakannya juga bahwa secara prinsip pihak Kemenperin mengatur; pertama pembatasan emisi untuk semua jenis industri. “Penerapannya memang secara bertahap, ada beberapa industri yang menjadi prioritas. Karena kami sadar bahwa penerapannya akan membawa konsekuensi baya untuk verifikasi dalam penerapannya.”
Kedua, pemerintah akan menfasilitasi jika ada perusahaan di berbagai industri untuk ikut pembatasan ini lewat ‘pendanaan hijau’. “Misalnya memasarkan hasil pengolahan limbah yang masih bisa dimanfaatka untuk kegiatan atau produksi sektor lain,” urai Apip.
Ditegaskan lagi oleh Apip, pihak Kemenperin juga telh menyusun isentif fiskal maupun non fiskal yang bisa dimanfaatkan oleh perusahaan yang menjalankan program reduksi emsisi, “Misalnya akan ada diskon untuk pengenaan PPN.” (EW)