OTODRIVER - BAIC bukanlah brand kemarin sore dalam peta pabrikan otomotif China. Pabrikan asal Beijing ini sudah eksis sejak 1958. Awal kiprahnya mereka membuat mobil-mobil yang berkiblat ke Eropa Timur, terutama Soviet. Produk perdana mereka adalah Dongfanghong BJ760 yang dibuat berdasarkan GAZ-21.
Seiring waktu BAIC banyak melakukan kolaborasi dengan menggandeng banyak rekanan seperti Jeep hingga Mercedes-Benz.
Dalam perkembangannya BAIC memperluas cakupan produksinya dengan menambah dua lini melalui dua sub-brand yakni Arcfox dan Stelato.
Keduanya memainkan peran yang berbeda dalam segmentasi dan strateginya. Bahkan tahun depan Arcfox bakalan menjadi sub-brand pertama dari BAIC yang dipasarkan di Indonesia.
Arcfox
Pada tahun 2017, BAIC Group memutuskan untuk menciptakan sub-brand baru yang didedikasikan untuk pengembangan mobil listrik. Label Arcfox itu sendiri baru muncul pada 2019 saat melakukan peluncuran global brand ini di Geneva Motor Show.
Selanjutnya Arcfox berfokus untuk menggarap segmen mobil listrik yang menjadi kebutuhan segmen pasar di perkotaan dan ditawarkan dengan harga yang menawan.
Di sisi lain, beberapa produk Arcfox dikembangkan dengan menggandeng Huawei dengan dijejali dengan teknologi Huawei Inside (HI). Salah satu yang cukup menonjol darinya adalah teknologi bantuan mengemudi canggih dari raksasa teknologi itu. Hal ini yang lantas menjadikan Arcfox sebagai mobil listrik massal pertama yang terintegrasi dengan sistem kecerdasan buatan dari Huawei secara penuh.
Model pertamanya bakal hadir di Indonesia pada tahun depan dengan Arcfox T1, sebuah hatchback 5 pintu berukuran kompak.
Stelato
BAIC melakukan kolaborasi dengan Huawei melalui lini bisnis otomotifnya Harmony Intelligent Mobility Alliance (HIMA) mendaftarkan Stelato sebagai merek ketiga pada Desember 2023.
Label ini secara tegas menyasar pada segmen premium dan mulai debutnya pada Maret 2024 dengan peluncuran Stelato S9, sebuah sedan mewah fullsize.
Model ini juga mengincar segmen yang selama ini dihuni oleh Tesla ataupun brand-brand EV mewah Eropa seperti BMW i7 ataupun Mercedes-Benz EQS.
Awalnya S9 hadir sebagai mobil yang murni digerakkan oleh tenaga baterai, namun pada Maret 2025 hadir pilihan versi Range Extender Electric Vehicle (EREV).
Potensi Masuk Indonesia
BAIC Indonesia selaku pemegang brand BAIC Group di tanah air sepertinya selalu membuka peluang untuk memboyongnya ke Indonesia.
Chief Executive Officer(CEO) BAIC Indonesia, Johnnatan Salim mengatakan bahwa pihaknya dengan terbuka akan memboyong mobil-mobil yang tersedia di BAIC Group termasuk mobil yang ada di bawah bendera Arcfox ataupun Stelato.
‘’Keinginan tersebut tentunya ada, namun tak bisa terburu-buru, karena umumnya belum tersedia opsi untuk posisi kemudi di bagian kanan (RHD),’’ terang Johnnatan saat dijumpai di Guangzhou, China belum lama ini.
‘’Posisi kemudi itulah yang menjadi masalah terbesar dari kesiapan unit untuk sampai di Indonesia. Namun pasar Indonesia selalu terbuka namun tidak bisa dilakukan dengan tergesa-gesa,’’ tegasnya.
Sebagai informasi, untuk melakukan pemindahan letak setir mobil, bagi sebuah pabrik otomotif merupakan sesuatu yang cukup memakan waktu dan biaya. Berbagai proses seperti studi teknis, reengineering konstruksi, penyesuaian kabel, sistem yang digunakan serta membuat bentuk fisik dari dasbor dan lain sebagainya menjadi rangkaian panjang yang harus dilalui. (SS)
