BUS-TRUCK – Tahun ini tepat 55 tahun Mitsubishi Fuso hadir di Indonesia yang digawangi oleh PT Krama Yudha Tiga Berlian Motors (KTB).
Keberadaannya juga ditunjang kontribusi dari PT Krama Yudha Ratu Motor (KRM) dan PT Mitsubishi Krama Yudha Motors and Manufacturing (MKM) yang saat ini merakit lini produk Canter dan seri FN.
Kolaborasi keduanya merupakan bagian dari road map Mitsubishi Fuso Truck and Bus Corporation (MFTBC) di Indonesia yang berkomitmen untuk berkontribusi kepada Indonesia dengan menciptakan solusi lengkap dari hulu hingga ke hilir.
Ekosistem ini juga didukung oleh 100 perusahaan supplier lokal sebagai penyedia komponen.
KRM sendiri memiliki peran penting dalam mendukung industri otomotif nasional. Sejak berdiri pada tahun 1973, unit usaha yang berada di wilayah Cakung, Jakarta Timur, fokus pada kegiatan manufaktur dan perakitan unit berbagai varian kendaraan Mitsubishi Fuso, baik model Canter maupun Fighter X.
Termasuk produk terbaru yang diluncurkan September lalu, yaitu Fighter X FM65F Tractor Head 4x2.
Seluruh lini produk Mitsubishi Fuso, termasuk Fighter X FM65F Tractor Head 4x2, dirakit oleh tenaga kerja Indonesia yang terampil dan berpengalaman di bawah pengawasan ketat sistem kontrol kualitas global Mitsubishi Fuso.
Proses perakitan dilakukan sepenuhnya di pabrik PT KRM, mulai dari chassis assembly, engine installation, hingga running test, untuk memastikan setiap unit memenuhi standar performa dan keamanan.
Baca juga: Mitsubishi Fuso Punya Tractor Head Berbanderol Rp 943 Jutaan
Baca juga: Operasional Kendaraan Niaga Non Stop, Mitsubishi Fuso Buka Bengkel Siaga 24 Jam
Kapasitas produksi 'basic' di angka 15 unit truk dalam satu jam kerja (Foto : Otodriver/Erie W. Adji)
Kejar standar mutu produk global
Presiden Direktur KRM, Duljatmono, yang ditemui langsung pekan ini (12/11), menyebutkan bahwa pihaknya senantiasa melakukan berbagai pembenahan untuk peningkatan standar mutu produksi berbagai model Mitsubishi Fuso yang dipasarkan di Indonesia.
”Salah satunya, kami telah menerapkan program zero defect dalam proses perakitan,” ungkap pria yang akrab disapa Pak Momon itu sembari menyebutkan bahwa proses reduksi kesalahan dalam proses produksi versi ”2.0” yang sudah berkangsung di tahun 2025 itu akan terus diperketat.
Tahapan penyempurnaan tersebut menurutnya tidak lain tujuannya untuk memenuhi standar mutu global sesuai arahan MFTBC dan, ”Yang terpenting juga memenuhi customer satisfaction."
Selanjutnya, pria yang bergabung dengan Mitsubishi Indonesia sejak tahun 1989 itu menerangkan kapasitas produksi terpasang unit produksi PT KRM saat ini adalah 60 ribu unit setahunnya.
Untuk utilisasinya sekitar 25 ribu unit truk setahun, yang dicapai melaui proses kerja satu shift.
Diuraikannya lagi, untuk saat ini proses perakitan dilakukan di satu jalur produksi. Dalam satu jam, contoh saat kunjungan pekan ini, dalam satu jam bisa dihasilkan 15 unit Canter ataupun seri FN.
Kondisi itu, masih menurut Pak Momon, jika ada permintaan pasar yang melonjak bisa saja jumlah produk unit per jamnya ditambah. Misalnya jadi bisa produksi 16 unit truk dan secara bertahap bisa juga jadi dibuat 20 unit truk tiap jamnya. (EW)
Perakitan sasis untuk medium bus dilakukan di 'sister company' yang ada di wilayah Curug Tangerang (Foto : Otodriver/Erie W. Adji)
