OTODRIDER – Dari laman Car Watch beberapa waktu lalu (9/9), Toyota Motor Corporation, merilis laporan soal upaya untuk mencegah terulangnya uji tipe kendaraan mereka.
Laporan itu sudah diserahkan ke Kementerian Pertanahan Insfrastruktur, Transportasi, dan Pariwisata yang membawa pengawasan semua kendaraan yang di edarkan di Jepang.
Seperti diketahui, nyaris sepanjang tahun 2024 Toyota, dan juga Diahtasu, dihantam persoalan serius atas uji tipe sejumlah model produk mereka.
Sejurus kemudian regulator Jepang meminta tidak diedarkannya sejumlah model Untuk sementara juga dilakukan penghentian proses produksi pada sejulah mobil bermerek Toyota, serta Daihatsu; Pixis Epoch, Copen, Pixis Van, Pixis Truck, Raize, Roomy, Town Ace, Rocky, Yaris sampai Probox.
Dari barisan model tersebut ada yang merupakan hasil produksi lokal, ada juga yang diimpor dari unit produksi yang ada di Indonesia.
Pernyataan resmi dari Toyota Motor Corporation menyebutkan ada proses kerja yang ‘terburu-buru’ akibat kurangnya sumber daya sebagai salah satu pencetus skandal itu.
Nah, laporan terbaru kali ini menindaklanjuti rekomendasi korektif dari Kementerian Pertanahan, Infrastruktur, Transportasi, dan Pariwisata pada tanggal 31 Juli 2024.
Dalam permintaan koreksi itu bertujuan untuk memastikan prosedur sertifikasi yang tepat dalam proses uji tipe.
Pihak Toyota dalam laporan itu memaparkan sudah meninjau sistem dan struktur tanggung jawab dalam meningkatkan kesadaran semua karyawan terhadap kepatuhan atas regulasi dan memastikan proses kerjaan yang tepat.
Disebutkan juga bahwa telah disediakan tahapan dimana akan ada respon yang cepat jika ditemukan lagi potensi masalah dalam tahapan uji tipe produk. Ada penugasan ke internal Toyota untuk membuat jadwal pemantauan tiap minggu.
Hal-hal yang dipantau antara lain; mendeteksi potensi anomali dalam proses pengembangan kendaraan, mengaudit operasi sertifikasi oleh auditor internal, dan ada audit dari pihak ketiga atas manajemen anomali dan operasi audit itu sendiri.
Untuk lebih memastikan kuatnya pengawasan proses-proses yang vital itu sudah dijalankan 137 proyek pembenahan yang masih sedang berjalan. Setiap temuan akan dilaporkan langsung ke jajaran direksi. (EW)
