OTODRIVER – Tak bisa dipungkiri, perang harga di pasar otomotif Tiongkok diarahkan untuk menyerap jumlah produksi yang sangat tinggi.
Namun ternyata pola itu tidak selamanya bisa mendatangkan pemasukan yang terbaik bagi produsen. Seperti yang dikutip dari Reuters (1/9), BYD yang jadi salah satu pemain utama industri otomotif Tiongkok ternyata kehilangan 30 persen dari keutungannya di kuartal kedua 2025.
Nilainya mencapai 6,4 miliar Yuan atau sekitar Rp4,7 triliun.
Dikabarkan bahwa BYD sejatinya bisa menjual unit yang sangat banyak, salah satunya karena integrasi proses produksinya yang sangat terkenal efisien itu. Sehingga bisa melakukan reduksi harga secara signfikan pada model-model yang dipasarkan oleh pabrikan yang bermarkas di kota Shenzhen itu.
Sejumlah analis bisnis menyebutkan bahwa saat ini industri otomotif di Negeri Tirai Bambu itu memang sedang berubah. Alhasil momentum untuk memperoleh angka penjualan yang menjulang seperti periode-periode sebelumnya kini dalam kondisi yang melemah.
Oleh karena itu, otoritas industri otomotif di Tiongkok masih menggaungkan ke seluruh pabrikan mobil di sana untuk menghentikan praktik perang harga.
Ditengarai karena pola penurunan label harga yang praktis masif dilakukan akhir-akhir ini ternyata tidak banyak berpengaruh atas pencapaian penjualan retail.
Padalah BYD sendiri dikabarkan juga sempat menyuntikan insentif sebesar 1 miliar Yuan (sekitar Rp2,3 triliun) ke jaringan dealer di seantero negara berpenduduk 1,4 miliar itu.
Tahun ini phak BYD punya target global untuk penjualan sebanyak 5,5 juta unit, tetapi sampai akhir bulan Juli yang lalu baru diperoleh pencapaian penjualan sebanyak 2,4 jutaan unit.
Ditemui beberapa waktu lalu (1/8), di sela perhelatan GIIAS 2025, President Director PT BYD Motor Indonesia, Eagle Zhou, menampik anggapan bahwa BYD memicu perang harga di segmen kendaraan listrik.
Ia menegaksan pendekatan BYD ke pasar bukan sekadar soal harga. Diterangkan lebih lanjut olehnya bahwa sejak awal hadir di Indonesia, strategi harga BYD selalu solid dan konsisten. Dan kehadiran Atto 1 menjadi bukti komitmen BYD untuk memberikan value terbaik tanpa mengorbankan kualitas.
Sebagai catatan, peluncuran resmi Atto 1 juga menandai strategi global BYD dalam menjadikan Indonesia sebagai basis peluncuran varian setir kanan pertama untuk model ini. Seperti sebelumnya dilakukan untuk MPV listrik BYD M6. (EW)









